Tentang Kebudayaan, Makanan dan Ciri Khas Kota Tulungagung
- BUDAYA
Banyak
budaya yang dimiliki oleh TulungAgung diantaranya adalah
Reog Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat, menggambarkan arak-arakan
prajurit Kedhirilaya tatkala mengiringi pengantin “Ratu Kilisuci“ ke Gunung
Kelud, untuk menyaksikan dari dekat hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah
memenuhi persyaratan pasang-girinya atau belum. Dalam gubahan Tari Reog ini
barisan prajurit yang berarak diwakili oleh enam orang penari.
Yang ingin dikisahkan dalam tarian
tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa berat
beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk-bungkuk, terseok-seok,
menuruni lembah-lembah yang curam, menaiki gunung-gunung, bagaimana mereka
mengelilingi kawah seraya melihat melongok-longok ke dalam, kepanikan mereka,
ketika “Sang Puteri“ terjatuh masuk kawah, disusul kemudian dengan pelemparan
batu dan tanah yang mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun
menolong “Sang Puteri“ tewas terkubur dalam kawah, akhirnya kegembiraan oleh
kemenangan yang mereka capai.
Jamasan Tombak Kyai Upas.Tombak Kyai Upas adalah pusaka Kabupaten Tulungagung.
Sebagaimana ditulis dalam buku Sejarah Babad Tulungagung, menurut latar
belakang budayanya atau cerita rakyat dari versi keluarga Raden Mas
Pringgo Kusumo Bupati Tulungagung yang ke X. Konon, pada akhir
pemerintahan Mojopahit banyak keluarga Raja yang membuang gelarnya
sebagai bangsawan, dan melarikan diri ke Bali, Jawa Tengah dan Jawa
Barat.
Salah seorang kerabat Raja bernama
Wonoboyo melarikan diri ke Jawa Tengah dan babat hutan disekitar wilayah
Mataram dekat Rawa Pening-Ambarawa. Setelah membabat hutan Wonoboyo
bergelar Ki Wonoboya. Selanjutnya hutan yang dibabad itu dikemudian hari
menjadi suatu pedukuhan yang sangat ramai. Dan sesuai dengan nama
putranya, oleh Ki Wonoboyo dukuh itu dinamakan Dukuh Mangir. Pada suatu hari, Ki Wonoboyo
mengadakan selamatan bersih desa. Banyak para muda-mudi yang datang
membantu. Namun ada salah satu diantara pemudi yang lupa tidak membawa
pisau, dan terpaksa meminjam kepada Ki Wonoboyo. Ki Wonoboyo tidak
keberatan, gadis itu dipinjami sebuah pisau namun ada pantangannya, yakni
jangan sekali-kali pisau itu ditaruh dipangkuannya. Tetapi gadis itu
lupa. Pada saat ia sedang beristirahat, pisau itu ditaruh dipangkuannya.
Namun tiba-tiba pisau itu lenyap. Dengan hilangnya pisau tersebut sang
gadis itu hamil.
* MAKANAN
Bila Anda mempunyai rencana kunjungan ke Jawa Timur
dan kebetulan akan melewati Tulungagung, coba sejenak mampir untuk mencicipi
nasi ayam lodho. Ini adalah salah satu jenis makanan khas yang menjadi
kebanggaan masyarakat Kabupaten Tulungagung.
Nasi ayam lodho adalah makanan yang mempunyai bahan dasar ayam dengan rempah-rempah resapan bumbu bersantan. Jika dilihat dari wujudnya, mungkin sedikit serupa dengan opor atau kare ayam karena sama-sama berjenis masakan bersantan.
Meski terlihat serupa, nasi ayam lodho punya kekuatan cita rasa tersendiri. Selain memakai ayam kampung yang tentunya jauh lebih lezat ketimbang ayam negeri, bumbu-bumbu berupa rempah-rempah asli Indonesia menjadi salah satu faktor penentu yang membuat makanan ini begitu spesial di lidah. Ciri khas nasi ayam lodho sebenarnya terletak pada citarasa pedas. Meski begitu hanya ada beberapa tempat yang khusus menyediakan menu nasi ayam lodho dengan rasa yang super pedas atau biasa disebut nasi ayam lodho setan.
Nasi ayam lodho adalah makanan yang mempunyai bahan dasar ayam dengan rempah-rempah resapan bumbu bersantan. Jika dilihat dari wujudnya, mungkin sedikit serupa dengan opor atau kare ayam karena sama-sama berjenis masakan bersantan.
Meski terlihat serupa, nasi ayam lodho punya kekuatan cita rasa tersendiri. Selain memakai ayam kampung yang tentunya jauh lebih lezat ketimbang ayam negeri, bumbu-bumbu berupa rempah-rempah asli Indonesia menjadi salah satu faktor penentu yang membuat makanan ini begitu spesial di lidah. Ciri khas nasi ayam lodho sebenarnya terletak pada citarasa pedas. Meski begitu hanya ada beberapa tempat yang khusus menyediakan menu nasi ayam lodho dengan rasa yang super pedas atau biasa disebut nasi ayam lodho setan.
*CIRI KHAS
Bahasa Khas : Untuk penggunaan Bahasa Jawa baik itu di Tulungagung,
Kediri, Blitar, Trenggalek, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Magetan,
serta sekitar Bojonegoro dan Tuban (yang kesemuanya itu temasuk wilayah Jawa
Timur bagian barat/kulonan), Bahasa Jawa yang digunakan pada umumnya sama yaitu
Bahasa Jawa Alus, sama persis dengan Bahasa Jawa yang biasa digunakan oleh
masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Misalnya Bahasa jawa ngoko : ora, piye,
kowe, kuwi, kae, ben, ujuk-ujuk, di rasakne/dirasakke, bocah, panganane enak
tenan, montore penak, lan liyo liyane.
Untuk pakaian adatnya pun di Tulungagung dan kota-kota tersebut diatas cenderung
sama dengan pakaian adat Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Kerajinan/Industri khas :
- Batik khas Tulungagungan.
- Marmer dan batu Onix, Tulungagung merupakan salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia.
- Kerajinan Kulit hewan, misalnya kerajinan dompet dari kulit, sabuk dari kulit, sandal dari kulit, dll.
- Kerajinan dari ijuk atau dari kulit kelapa, misalnya keset (pembersih kaki), sapu, dll. Kerajinan ini ada di Desa Plosokandang dan sekitarnya.
Makanan khas :
- Tape bakar, biasa ada di pinggir-pinggir jalan Kota Tulungagung.
- Krupuk / Opak rambak.
- Sompel Tulungagung (lontong + lodeh).
- Jenang abang, jenang putih, jenang grendul.
- Sambel Tumpang.
- Pecel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar