Masjid
bernuansa Tiongkok yang satu ini benar benar istimewa, karena dibangun
bukan oleh komunitas Muslim Tionghoa Indonesia tapi justru dibangun oleh
Universitas Muhammadiyah Malang. Ketika Universitas Muhammadiyah Malang
berencana membangun sebuah Rumah Sakit lengkap dengan fasilitas Masjid,
Rektorat UMM memutuskan untuk memprioritaskan pembangunan masjid agar
segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, dan setelah beberapa
kali berganti design ahirnya diputuskan untuk membangun sebuah masjid
dengan arsitektur Tiongkok.
Rektor UMM Dr. Muhadjir Effendy, MAP memberi nama masjid itu dengan nama Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono, Nama seorang tokoh pelopor Muhammadiyah di Malang. Pada saat artikel ini dibuat masjid ini belum genap berumur sebulan dan Lantai satu masjid ini sementara waktu masih digunakan sebagai kantor Pengelola Rumah Sakit.
Sejarah Pendirian
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP
berharap agar keberadaan masjid ini akan menjadi fasilitas untuk
mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat. Masjid yang sudah lebih dulu
selesai dibangun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Menurut
beliau membangun moral jauh lebih penting sebelum membangun fisik.
Itulah hal yang menjadi landasan utama kenapa pihak rektorat UMM lebih
memprioritaskan pembangunan masjid daripada pembangunan fisik Rumah
Sakit.
Komplek
rumah sakit tempat dimana Masjid tersebut berada nantinya akan
dijadikan pusat pelayanan kesehatan yang menjangkau semua lapisan
masyarakat. Dengan sistem subsidi silang, masyarakat kurang mampu akan
disubsidi untuk mendapatkan pelayanan yang layak. Selain itu, RS UMM
juga diharapkan menjadi pusat riset medis untuk mengembangkan keilmuan
kedokteran, keperawatan dan farmasi, pusat rehabilitasi sosial, bahkan
tidak menutup kemungkinan ada pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Arsitektur Masjid
Dipilihnya
arsitektur Tiongkok dengan tiga lapis atap masjid, menandakan bahwa UMM
bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana saja, termasuk ke
negeri China. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad Cheng Ho
Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan.
Masjid Kyai Bedjo memiliki struktur bangunan yang khas. Gaya arsitekturnya meniru gaya Tionghoa, yang mengingatkan kita pada bentuk bangunan masjid Muhammad Cheng Ho di Pasuruan. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk bangunan itu, diambil dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan demikian, siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu diharapkan bisa terinspirasi hadis nabi ‘tuntutan ilmu sampai ke Cina’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar